LAPORAN PEMBUATAN
EXTRA JAHE
Disusun Oleh :
Nama : Septi
Dwi R
Kelas : XII
IPS I
No. : 31
UPTD SMA NEGERI I KRAMAT
Jl. Garuda No. 1a Bongkok - Kramat - Tegal
Tahun Pelajaran
2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman
empon-empon merupakan kelompok tanaman yang mempunyai banyak kegunaan terutama
bagian nimpangnya, yaitu untuk bumbu masak, pewarna makanan, bahan baku jamu
tradisional, bahan baku obat dan bahan baku kosmetika.
Tanaman empon-empon
termasuk kelompok suku jahe-jahean (Zingiberaceae), yang termasuk dalam suku
jahe-jahean ini antara lain jahe, kencur, temulawak, temu ireng, lengkuas,
kunir dll. Bagian dari tanaman empon-empon yang dimanfaatkan oleh masyarakat
adalah rimpangnya atau disebut juga rizoma. Salah satu empon-empon yang sejak
dahulu kala dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya pedesaan adalah temulawak.
Rimpang temulawak digunakan sebagai obat tradisional dengan cara direbus atau
dihancurkan kemudian diambil sarinya untuk meningkatkan nafsu makan, memulihkan
kesehatan setelah melahirkan atau diramu dengan bahan tradisional yang lain
untuk mengobati suatu penyakit tertentu. Konon lebih dari 50 ramuan jamu
tradisional yang menggunakan bahan temulawak. Di pasar-pasar tradisional banyak
sekali dijual rimpang temulawak yang harganya relatif murah. Rimpang temulawak
ini disamping digunakan dalam pengobatan dapat pula diolah menjadi produk yang
memiliki nilai jual yang lebih tinggi, yaitu menjadi minuman kesehatan yang siap
saji. Pengolahan temulawak menjadi bahan minuman siap saji ini memberi harapan
baru bagi masyarakat dan diakui manfaatnya sebagai minuman kesehatan.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman, temulawak dipercaya dapat menyembuhkan
beberapa penyakit, diantaranya penyakit sariawan, demam, asma, ambeien,
sembelit, rematik asam urat, hepatitis dan menurunkan kadar kolesterol. Dalam
laporan ini akan dibahas cara membuat minuman kesehatan siap saji dari bahan
baku rimpang empon-empon khususnya rimpang temulawak.
1.1. Landasan Teori
1. Kekerabatan dan Ciri
Morfologi Temulawak
Temulawak (Curcuma xanrhorhiza Roxb) termasuk familia Zingeberaceae.
Anggauta dari familia ini antara lain, kunyit, jahe, kencur, temu ireng,
lengkuas, temu putih, kunci dan masih banyak lagi. Anggota dari familia
Zingiberaceae sulit dibedakan satu dengan yang lain. Oleh sebab itu dalam
mengidentifikasi baik tanaman maupun rimpangnya harus teliti. Adapun tanaman
temulawak beserta rimpang temulawak dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.
Temulawak merupakan tanaman dengan batang lunak tidak berkayu atau
hanya mengandung karingan kayu sangat sedikit. Pada akhir masa tumbuhnya
tanaman ini akan mati sehingga pangkal batangnya tidak ada bagian batang yang
tersisa di atas tanah. Tanaman yang mempunyai ciri demikian disebut tanaman terna
tahunan. Temulawak mempunyai bentuk daun bulat telur memanjang, dengan
ujung daun runcing, berwarna hijau, ditengah-tengahnya terdapat guratan merah
kecoklatan, berbunga majemuk, berbatang semu, berwarna hijau dan coklat gelap, paling
tinggi bilan dibandingkan anggauta Zingiberaceae yang lain, yaitu sekitar 1-1,6
cm.
Rimpang temulawak terdiri dari rimpang induk yang disebut empu dan
rimpang cabang yang disebut anakan. Rimpang induk berbentuk bulat seperti telur
berwarna kuning tua atau coklat kemerahan. Bila dipotong melintang maka bagian
tengah (dalam) berwarna jingga atau coklat kemerahan. Rimpang temulawak berbau
harum dan rasanya pahit agak pedas.
2. Kandungan Zat Kimia dalam
Rimpang Temulawak
Rimpang Temulawak mengandung berbagai senyawa kimia seperti kurkuminoid
sekitar 1,4-4%, minyak asiri sekitar 7,3-30%, pati sekitar 37,2-61% (Mater dan
Koolhos, 1939cit Hayati, Malinda, 2003), dan masih banyak zat-zat kimia yang
lain. Adapun secara rinci kandungan senyawa kimia rimpang temulawak dapat
dilihat dalam tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Komponen senyawa kimia rimpang temulawak
No
|
Komponen
|
Besaran
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
Abu
Protein
Lemak
Serat Kasar
Karbohidrat
Kurkumin
K
Na
Ca
Mg
Fe
Mn
Cd
|
0,37 %
1,52 %
1,35 %
0,80 %
79,96 %
15,00 ppm
11,45 ppm
6,38 ppm
19,07 ppm
12,72 ppm
6,68 ppm
0,82 ppm
0,02 ppm
|
Sumber : Sidik (1999) cit Afifah, Efi (2003)
|
1.2. Tujuan
Kegiatan praktek ini bertujuan untuk mengikuti ujian praktek life skill
dan melatih kemandirian.
BAB II
METODE PEMBUATAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan antara lain
a) Ember/waskom plastik
b) Pengaduk dari kayu atau
logam tahan karat
c) Wajan penggoreng
d) Saringan dari alimunium
dan serbet
e) Alat penghancur (parut,
blender atau selep untuk skala produksi)
f) Timbangan kue
g) Kompor
h) Sealer (penutup/penyegel)
Bahan-bahan yang digunakan antara lain :
- ½ kg jahe
- 1 kg gulaku
2.2. Cara Pembuatan
½ kg jahe dikupas kulitnya kemudian diparut diperas tanpa ditambah air.
Air jahe di masak dengan 1 kg gulaku, masak sampai membentuk butiran-butiran.
Setelah dingin di blender dan di timbang dengan berat 100 gr. Kemudian siap
untuk disajikan.
BAB III
PENGAMATAN
3.1. Hasil Pengamatan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah kita
melaksanakan praktek pembuatan Extra Jahe itu ternyata tidak sulit dan dalam
mencari bahan-bahan Extra Jahe pun tidak sulit, mudah dicari, bisa kita
dapatkan di warung-warung terdekat.
Jika ada
kesalahan dalam penulisan laporan pembuatan Extra Jahe ini, saya mohon maaf dan
terima kasih.
4.1. Kritik
4.2. Saran
No comments:
Post a Comment