TINGKAT
PENGETAHUAN PADA IBU BALITA (1-5 TAHUN)
TENTANG
PEMANFAATAN BUKU KIA DI DESA KEDOKANSAYANG
KECAMATAN
TARUB KABUPATEN TEGAL
Diajukan untuk
memenuhi persyaratan
Ujian Akhir Program
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
DIAH
MIARNA SARI
NIM :
B0109032
STIKES
BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
PROGRAM
PENDIDIKAN D III KEBIDANAN
TEGAL
TAHUN
2011
LEMBAR
PERSETUJUAN
Proposal
dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu
Balita Tentang Pemanfaatan Buku KIA Di Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub
Kabupaten Tegal” telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
diseminarkan.
Slawi, Maret 2011
|
|
Pembimbing II
Yuni Fitriani, S.SiT
NIPY. 96020066
LEMBAR
PENGESAHAN
Proposal
dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu
Balita Tentang Pemanfaatan Buku KIA Di Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub
kabupaten Tegal” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada
tanggal ……. Maret 2011 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat untuk diterima.
Slawi, Maret 2011
|
|
KATA
PENGANTAR
Alkhamdulilah
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Proposal yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Balita Tentang Pemanfaatan Buku KIA Di Desa Kedokansayang
Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal”. Tujuan penulis Proposal ini adalah untuk
memenuhi sebagian syarat yang telah ditentukan untuk mendapat ujian Diploma III
Kebidanan di STIKES Bhakti Mandala Husada Slawi.
Dalam
penyusunan Proposal ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
Titin
Marlinah, S.Kep. M.Kes, selaku Ketua STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi,
2.
Siti
Erniyati BP, S.ST, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes Bhakti Mandala
Husada Slawi,
3.
Edi
Sucipto, SKM, MSi, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu guna memberi
pengarahan dan saran dalam penyusunan Proposal ini,
4.
Yuni
Fitriyani, S.SiT, selaku Pembimbing II yang telah memberi banyak arahan dan
saran dalam penyusunan Proposal ini,
5.
Seluruh staf dosen STIKes Bhakti Mandala
Husada Slawi,
6.
Bapak,
ibu, suami dan keluarga tercinta yang telah banyak memberikan dorongan moril
maupun material dalam penyusunan Proposal ini
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini masih banyak kekurangan, maka
penulis berharap saran dan kritik pembaca untuk kesempurnaan Proposal ini.
Semoga Proposal ini bermanfaat bagi penulis dan mahasiswa STIKes Bhakti Mandala
Husada Slawi.
Slawi, Maret
2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ................................................................... 1
B.
Perumusan
Masalah .......................................................... 5
C.
Tujuan
Penelitian ................................................................ 5
1.
Tujuan
Umum ............................................................... 5
2.
Tujuan
khusus ............................................................... 5
D.
Manfaat
Penelitian ............................................................. 6
E.
Keaslian
Penelitian ............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan
Teori .................................................................... 8
1.
Pengetahuan
................................................................. 8
2.
Buku
KIA ....................................................................... 11
3.
Pengembangan
Buku KIA ............................................ 16
4.
Balita
............................................................................ 18
B.
Kerangka
Teori .................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Kerangka
Konsep .............................................................. 21
B.
Variabel
Penelitian ............................................................. 21
C.
Definisi
Operasional ........................................................... 22
D.
Ruang
Lingkup Penelitian .................................................. 23
E.
Rancangan
Penelitian ........................................................ 23
1.
Jenis
dan Desain Penelitian .......................................... 23
2.
Populasi,
Sampel dan Tehnik Sampel .......................... 24
3.
Tehnik
Pengumpulan Data ........................................... 26
4.
Instrument
Penelitian .................................................... 27
5.
Uji
Validitas dan Reliabilitas .......................................... 27
6.
Pengolahan
dan Analisa Data ....................................... 29
7.
Etika
Penelitian ............................................................. 31
8.
Jadwal
Penelitian .......................................................... 32
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat
Pengetahuan Ibu Balita Tentang Pemanfaatan Buku KIA Di Desa Kedokansayang Kecamatan
Tarub Kabupaten Tegal ............ 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ... Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang
Pemanfaatan Buku KIA Di Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal ............ 20
Gambar 2.... Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang
Pemanfaatan Buku KIA Di Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal ............ 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembangunan
kesehatan dengan meningkatkan mutu serta kemudahan pelayanan yang terjangkau
diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini merupakan
bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Indikator
derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ditandai dengan menurunnya angka
kematian ibu, kematian bayi dan panjangnya umur harapan hidup. Sampai saat ini
kematian ibu masih merupakan masalah prioritas di Indonesia. Setiap jam, dua orang
ibu meninggal saat melahirkan karena berbagai penyebab. Jika seorang ibu
meninggal, maka anak yang ditinggalkan mempunyai kemungkinan 3 hingga 10 kali
lebih besar untuk meninggal dalam waktu 2 tahun. Di Indonesia, angka kematian
ibu 50 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Angka
kematian bayi di Indonesia 1,2-1,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ASEAN
(Ernoviana, 2007 ; h. 4-6).
Tingginya
AKI dan AKB masih menjadi suatu permasalahan penting di Indonesia. Data Survei
Demografi Kesehatan Indoneia (SDKI) tahun 2005 menunjukkan, terdapat 228
kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup, dan terdapat 34 bayi meninggal
dalam setiap 1.000 kelahiran hidup. Data ini menunjukkan bahwa Indonesia
memiliki Angka Kematian Ibu dan Bayi tertinggi dibandingkan negara lain di
kawasan ASEAN. Pemerintah menargetkan pada 2015 terjadi penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) hingga sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan 23 per
1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian bayi (AKB) (Dinkes Kabupaten
Tegal, 2010; h. 28).
Sedangkan
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah pada tahun 2002 sebesar 102,24 per
100.000 kelahiran hidup, lebih rendah daripada AKI hasil SKRT tahun 1995
sebesar 375 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Jawa Tengah pada tahun 2002 sebear 9,44 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB
Nasional hasil surkesnas tahun 2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup (Ilmu
Kebidanan, 2009: 20 Desember 2009).Dan data terakhir dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Tegal tahun 2010 menyebutkan bahwa terdapat AKI sebanyak 32 ibu dari
27.824 kelahiran hidup dan AKB sebanyak 169 dari 27.824 kelahiran hidup (Dinkes
Kabupaten Tegal 2010; h. 2).
Masalah
KIA di Indonesia merupakan masalah yang serius yang sedang dihadapi Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.Oleh karena itu salah satu program Pemerintah
dalam mengurangi AKI dan AKB adalah pelayanan yang lengkap dan berkelanjutan
melalui pemberian buku KIA pada setiap ibu hamil.
Buku KIA yang berisi informasi dan materi
penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu dan anak, kartu ibu hamil, KMS bayi
dan balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Buku KIA disimpan
dirumah dan dibawa selama pemeriksaan antenatal di pelayanan kesehatan. Buku
KIA ini akan digunakan mulai ibu memasuki kehamilan,melahirkan sampai anak ibu
berusia lima tahun.Petugas kesehatan akan mencatatkan hasil pemeriksaan ibu
dengan lengkap di buku KIA, agar ibu dan keluarga lainnya mengetahui dengan
pasti kesehatan ibu dan anak.
Pencatatan sedini mungkin dapat mengantisipasi
adanya risiko tinggi pada kehamilan ibu dan untuk mengetahui perkembangan serta
pertumbuhan balita. Buku KIA sebagai sarana informasi pelayanan KIA. Bagi kader
sebagai alat penyuluhan kesehatan serta untuk menggerakkan masyarakat agar
datang dan menggunakan fasilitas kesehatan. Bagi petugas puskesmas, buku KIA
dapat dipakai sebagai standar pelayanan, penyuluhan dan konseling kesehatan,
sehingga pelayanan kepada ibu dan anak dapat diberikan secara menyeluruh dan
berkesinambungan (Depkes RI. 2009: i).
Diharapkan
apabila setiap ibu balita memiliki buku KIA dan tahu cara memanfaatkannya
setiap balita dapat terpantau kesehatannya. Mengingat penggunaan Buku KIA
merupakan salah satu strategi pemberdayaan masyarakat terutama keluarga untuk
memelihara kesehatannya dan mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
berkualitas, maka Pemerintah Kabupaten/Kota harus melaksanakan dan menerapkan
penggunaan Buku KIA (Depkes RI, 2009).
Buku
KIA telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1994.Awalnya buku KIA merupakan
proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang. Jepang
sudah menerapkan penggunaan buku KIA sejak 50 tahun yang lalu.Dengan penggunaan
buku KIA Jepang dapat menurunkan AKI dan AKB terendah di dunia.Sehingga
Pemerintah berusaha meniru hal tersebut agar dapat menurunkan AKI dan AKB.
Tahun 1997, Departemen Kesehatan menjadikan Buku KIA sebagai program nasional.
Saat ini, seluruh provinsi di Indonesia berupaya meningkatkan penggunaan Buku
KIA. Pencetakan dan penerapan Buku KIA berasal dari Pemerintah Pusat dan
Daerah, Organisasi Profesi, Lembaga Donor (Bank Dunia, ADB, EU, GTZ, USAID,
UNICEF, UNFPA, WFP, WVI, PCI, ADRA, Save the Children, JICA, dll.), serta
Lembaga Swadaya Masyarakat (Depkes RI, 2009).
Penggunaan
dan pemanfaatan buku KIA tidak serta merta langsung mendapat hasil yang
baik.Dalam penerapannya banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat
adalah pengetahuan, tradisi (kepercayaan masyarakat), tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi dan ketersediaan fasilitas kesehatan. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007; h. 121).
Buku
KIA diterapkan di desa Kedokansayang Kecamatan Tarub mulai pada awal Tahun 2000.Buku KIA diberikan secara
gratis kepada setiap ibu hamil yang memeriksakan diri pertama kali di semua
tempat pelayanan kesehatan yaitu di posyandu, Puskesmas Pembantu Desa Kedokansayang
maupun di tempat praktek swasta.Namun sampai saat ini Buku KIA belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
Berdasarkan
study pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 Desember 2010 dari data di
Desa Kedokansayang jumlah penduduk 5671 jiwa, untuk jumlah keseluruhan ibu yang mempunyai balita sebanyak 287
jiwa,dimana untuk RW 1 jumlah ibu balita sebanyak 54 orang, RW 2 jumlah ibu
balita sebanyak 78 orang, RW 3 jumlah ibu balita sebanyak 38 orang dan untuk RW
4 jumlah ibu balita sebanyak 46 orang. Berdasar data tersebut, penulis
mengambil sampel pada ibu balita di posyandu RW 3 sebanyak 10 orang untuk
menanyakan sejauh mana pegetahuan ibu tentang buku KIA. Dari 10 orang tersebut
menyatakan tahu tentang buku KIA sebanyak 8 orang dan 2 orang mengatakan tidak
tahu. Berdasarkan uraian diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat pengetahuan Ibu Balita
Dengan Pemanfaatan Buku KIA Di Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub Kabupaten
Tegal”.
B. Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu balita tentang pemanfaatan buku KIA di
Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal?”
C. Tujuan
Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana tingkat
pengetahuan ibu balita tentang pemanfaatan Buku KIA di Desa Kedokansayang
Kecamtan Tarub Kabupaten Tegal.
2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui
karakteristik responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan
pekerjaan di Desa
Kedokansayang Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal.
b.
Mengetahui
tingkat pengetahuan ibu tentang manfaat Buku KIA pada Balita usia 1 – 5 tahun
di Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal.
c.
Mengetahui
tingkat pengetahuan ibu tentang manfaat Buku KIA berdasarkan umur, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan
responden di Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal.
D. Manfaat
Penelitian
1. Bagi Instansi Tempat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi penyusun rencana kegiatan dalam upaya meningkatkan pemanfaatan Buku KIA
pada balita usia 1 – 5 tahun di Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini juga bermanfaat
menambah keterampilan bagi penulis dalam rangka belajar melakukan penelitian
sederhana.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan referensi dan diharapkan mampu merangsang penelitian
lanjutan dengan variabel lain yang belum diteliti antara lain : Beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap pemanfaatan Buku KIA pada balita usia 1 – 5 tahun.
4. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat
khususnya ibu tentang pentingnya pemanfaatan Buku KIA pada balita usia 1 – 5
tahun.
E. Keaslian
Penelitian
Penelitian
tentang pemanfaatan Buku KIA pada ibu balita usia 1-5 tahun belum pernah
dilakukan peneliti sebelumnya, akan tetapi sudah ada peneliti yang melakukan
penelitian yang terkait dengan pemanfaatan Buku KIA dengan responden
pada kader posyandu yaitu oleh :
1.
Laksmono Widagdo (2009), dengan judul Pemanfaatan Buku
KIA oleh Kader Posyandu : Studi Pada Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedung Adem Kabupaten Bojonegoro.
Jadi perbedaan dengan penelitian yang terdahulu adalah pada variabel
penelitiannya yaitu pada responden, tempat dan waktu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan
Teori
1.
Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dan tahu yang terjadi melalui
proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu (Sunaryo,
2004). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
perilaku terbuka (over behavior).
Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pencaindera manusia, yakni indera penglihatan,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003; h.121).
Menurut Notoatmodjo (2003), yang mengutip pendapat
Rongers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang menyadari perilaku baru
didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1)
Awereness (kesadaran) yakni orang tersebut
menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2)
Interest yakni orang mulai tertarik kepada
stimulus.
3)
Evaluation (menimbang-menimbang baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
4)
Trial, orang telah mencoba perilaku baru.
5)
Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Menurut Green (Cit. Notoatmodjo, 2003), menjelaskan bahwa
perilaku ditentukan oleh tiga faktor yaitu :
1)
Predisposing factor
Faktor
predisposisi ini meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial, dan
persepsi.
2)
Enabling factor
Faktor
ketersediaan meliputi ketersediaan sarana pelayanan dan kemudahan mendapatkan
pelayanan.
3)
Reinforcing factor
Faktor
pendorong ini meliputi sikap dan perilaku petugas kesehatan dan perilaku tokoh
acuan.
b. Tingkat
Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003; h.122-123), pengetahuan yang
tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1)
Tahu
(Know)
Merupakan tingkat pengetahuan paling rendah, tahu artinya
dapat mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran
bahwa seseorang itu tahu, adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan dan menyatakan.
2)
Memahami
(Comprehension)
Memahami diartikan sebagi suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3)
Penerapan
(Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dalam situasi yang nyata.
4)
Analisa
(Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan)
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainnya.
5)
Sintesis
(Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
melakukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6)
Evaluasi
(Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
c. Faktor-faktor
yang ada hubungannya dengan pengetahuan
Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan , ekonomi,
sosial, budaya, dan politik (Sarwono, 2004; h. 34). Pengetahuan diperoleh dari
informasi baik lisan maupun tulisan dari pengalaman seseorang.
Pengetahuan diperoleh dari fakta (kenyataan) dengan
melihat dan mendengar sendiri melalui alat-alat komunikasi seperti membaca
surat kabar, mendengar radio, melihat film atau televisi dan lain sebagainya.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan pikiran kritis
(Soekanto, 2002; h. 7).
2.
Buku KIA
a. Definisi
Buku KIA
Buku KIA adalah Buku yang
berisi catatan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) serta berbagai informasi cara memelihara atau merawat Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA).
Buku KIA merupakan alat untuk mobilisasi sosial dan
pemberdayaan masyarakat, alat untuk meningkatkan kualitas pelayanan KIA, alat
mencapai langsung masyarakat, alat untuk meningkatkan surveilans, monitoring
dan sistem informasi (Depkes RI, 2009).
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) berisi catatan
kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan
anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu
dan anak (Depkes RI, 2009).
b. Tujuan
Buku KIA.
1)
Digunakan
sebagai alat komunikasi dengan petugas kesehatan pada saat ibu/anak mendapat
pelayanan kesehatan.
2)
Informasi
kesehatan tentang ibu dan anak dapat disimpan dan dibaca oleh kelurga guna
memahami pesan/informasi yang tercantum dalam Buku KIA.
3)
Untuk
memudahkan tugas dalam memahami secara mandiri.
4)
Mengikuti
perkembangan bumi, bayi dan balita serta bila mungkin penyakit-penyakit yang
ada.
5)
Alat
untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan masalah kesehatan ibu dan anak
6)
Mencatat
pelayanan gizi kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya (Mufdlilah, 2009; h.
69-70).
c. Peran
dan Fungsi Buku KIA
1.
Depkes
mempertimbangkan Buku KIA sebagai salah satu alat untuk menurunkan AKI dan AKB,
dengan menjembatani gab antara petugas-petugas kesehatan dan masyarakat. Surat
Keputusan Menteri Kesehatan mengenai Buku KIA yang telah disahkan pada tahun
2004 memberikan dasar yang kuat untuk meningkatkan fungsi buku KIA sebagai
salah satu strategi nasional dalam menurunkan AKI dan AKB melalui dana khusus
APBN.Buku KIA juga memberikanstrategi kerjasama yangbaik antara lembaga donor
dalam hal Kesehatan Ibu dan Anak.
2.
Sebagai
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil dan anak yang hingga kini
masih rendah,ditandai dengan dengan masih tingginya angka kematian ibu dan anak
di Indonesia yang mengharuskan jajaran Depkes harus bekerja keras untuk
menangulanginya. Karenanya program buku KIA yang merupakan pedoman keluarga
sehat harus tetap dipertahankan.
3.
Selain
menjadi acuan dan sumber pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan Ibu dan Anak
,buku KIA juga berfungsi sebagai buku catatan kesehatan ibu dan anak,sebagai
alat monitor kesehatan oleh petugas atau tenaga kesehatan dan meningkatkan
komunikasi antara dokter,bidan dan pasien.
Secara
keseluruhan buku KIA mencakup beberapa hal isu strategis antara lain :
1. M P S (Making Pregnancy Safer).
2. G S I (Gerakan Sayang Ibu).
3. Kesehatan Reproduksi
4. Kadarzi ( Keluarga Sadar Gizi)
5. MTBS (Management Terpadu Balita Sakit)
6. Gebrak Malaria,serta Hepatitis Uniject
pada saat dilaksanakan kunjungan neonatus (1-7 hari) oleh tenaga kesehatan.
(Ekarahayupujilestari, 2009)
d. Daftar
Isi Buku KIA
Menurut
(Depkes RI, 2009; h. ii-iii) Pada dasarnya menurut pembagiannya, buku KIA
terdiri dari dua bagian yaitu :
1) Untuk
Ibu
Berisi tentang
:
a) Penyuluhan
pemeriksaan kehamilan secara teratur
a)
Persiapan
Melahirkan (Bersalin)
b)
Penyuluhan
Perawatan kehamilan Sehari-hari dan makanan ibu hamil
c)
Tanda
bahaya pada ibu hamil
d)
Tanda
kelahiran bayi dan proses melahirkan
e)
Cara
menyusui dan perawatan ibu nifas.
f)
Tanda
bahaya pada ibu nifas.
g)
Cara ber- KB
h)
Catatan
kesehatan ibu hamil
i)
Catatan
kesehatan ibu bersalin dan bayi baru lahir.
j)
Blangko
Surat Keterangan lahir.
2) Untuk
Anak
Berisi tentang
:
a)
Tanda
bayi lahir dan perawatan bayi baru lahir.
b)
Tanda
bahaya pada bayi baru lahir.
c)
Perawatan
bayi sehari-hari.
d)
Jadwal
imunisasi
e)
KMS
f)
Perawatan
anak sehari-hari
g)
Perawatan
anak sakit
h)
Cara
pemberian makan pada anak
i)
Cara
merangsang Perkembangan Anak
j)
Cara
membuat MP- ASI (Makanan Pengganti Air Susu Ibu)
k)
Catatan
Kesehatan Anak
l)
Undang
Undang RI Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
m) Catatan Pemeriksaan Tambahan
n)
Catatan
Imunisasi
e. Cara
mendapat Buku
KIA
Buku KIA dapat
diperoleh di semua tempat pelayanan kesehatan yaitu:
1)
Polindes
2)
Posyandu
3)
Pustu
4)
Puskesmas
5)
Bidan
6)
Dokter
praktek
7)
Rumah
bersalin
8)
Rumah
sakit
f. Manfaat
Buku KIA
1)
Untuk
mencatat dan memantau gizi dan kesehatan ibu dan anak.
2)
Alat
komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu,
keluarga dan masyarakat.
3)
Alat
untuk menemukan masalah kesehatan ibu dan anak.(Depkes RI, 2009).
3.
Pengembangan Buku KIA
Mengembangkan Kelas ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dan
keluargannya dalam menjaga kesehatan ibu dan anak dengan dasar buku KIA yaitu
melalui dibukanya kelas-kelas:
a. Kelas
Ibu Hamil
1)
Pengertian
Merupakan
sarana belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap
muka bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, dan perawatan bayi baru lahir melalui
praktek dengan menggunakan Buku KIA.
2)
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan
perilaku ibu agar memahami tentang menjaga kehamilan,
persiapan persalinan,
perawatan nifas, dan perawatan bayi baru lahir dengan menggunakan Buku KIA.
3)
Manfaat
(a)
Bagi ibu dan keluarga: sarana untuk mendapat
teman, bertanya, memperoleh informasi penting yang harus dipraktekkan, serta
membantu ibu dalam menghadapi persalinan dengan aman dan nyaman.
(b)
Bagi petugas kesehatan: lebih tahu masalah
kesehatan ibu hamil dan keluarganya serta menjadi lebih dekat dengan ibu hamil
dan keluarganya serta masyarakat.
4)
Paket Kelas Ibu Hamil
(a)
Lembar Balik Kelas Ibu Hamil
(b)
Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil
(c)
Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
(d)
Leaflet KIA: untuk advokasi kepada masyarakat supaya kegiatan
Kelas Ibu dapat berjalan dari, oleh, dan untuk Masyarakat.
b. Kelas
Ibu Balita
1)
Pengertian
Kelas dimana para ibu yang
mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, dan
saling tukar pendapat serta pengalaman tentang pemenuhan pelayanan kesehatan,
gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dengan dibimbing oleh
fasilitator, dalam hal ini digunakan Buku KIA.
2) Tujuan
Umum
Meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku ibu dengan menggunakan Buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang
balita yang optimal.
3)
Konsep
(a)
Menggunakan Buku KIA sebagai acuan utama
(b)
Dengan pendekatan belajar orang dewasa
(c)
Partisipatif disertai dengan praktek
(d)
Dari, oleh dan untuk masyarakat
(e)
Supaya efektif, Kelas Ibu Balita perlu diintegrasikan dengan
kegiatan terkait kesehatan anak balita di masyarakat, antara lain PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini), Bina Keluarga Balita (BKB) atau kegiatan desa
lainnya.
(f)
Praktek yang dilakukan pada Kelas Ibu Balita antara lain pembuatan
dan pemberian MP-ASI, mencuci tangan, PHBS, cara memantau dan menstimulasi
pertumbuhan, dll.
4) Paket
Kelas Ibu Balita
(a)
Lembar Balik Kelas Ibu Balita
(b)
Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Balita
(c)
Pedoman pelaksanaan Kelas Ibu Balita
(d)
Leaflet KIA: untuk advokasi kepada masyarakat supaya kegiatan
Kelas Ibu dapat berjalan dari, oleh, dan untuk Masyarakat.
4.
Balita
a. Definisi Balita
Balita Adalah
masa anak usia setelah bayi (post baby) yaitu setelah 12 bulan sampai dengan
masa pra sekolah (preschool) yaitu 6 tahun. (perkumpulan ahli pediatric
Indonesia tahun 2008).
Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada setiap makhluk. Pada
manusia terutama kanak-kanak proses tumbuh kembang ini terjadi dengan sangat
cepat terutama pada periode tertentu.
Pertumbuhan
dan perkembangan setiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip yang umum
namun demikian setiap anak memiliki ciri khas tersendiri.
Proses
pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sejak dalam kandungan setiap organ
dan fungsinya mempunyai kecepatan tumbuh yang berbeda-beda.
Sedangkan
perkembangan yang dialami anak merupakan rangkaian erubahan yang teratur dari
satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya yang berlaku secara
umum.
b. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya
dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berfikir, ketrampilan
berbahsa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain-lainnya.
Ada dua faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang
optimal seorang anak yaitu :
1)
Faktor
Dalam
Yaitu
faktor-faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri baik faktor bawaan maupun
faktor yang diperoleh termasuk disini antara lain :
a)
Hal-hal
yang diturunkan orang tua atau generasi sebelumnya
a)
Unsur
berfikir dan kemampuan intelektual
b)
Keadaan
kelenjar zat-zat dalam tubuh
c)
Emosi
dan sifat-sifat (temperamen) tertentu
2)
Faktor
Luar
Termasuk
disini antara lain :
b)
Keluarga
c)
Gizi
d)
Budaya
e)
Teman
bermain dan sekolah.
(Depkes
RI, 2003; h. 2-6)
B. Kerangka
Teori
Kerangka teori memuat garis besar
pemikiran teoritis yang akan menuntun penulis dalam melakukan penelitian dan
menganalisa data, disajikan dalam bentuk bagan. Adapun kerangka teori dalam
penelitian ini adalah :
|
Pemanfaatan
Buku KIA Balita Sehat
Gambar
1 Kerangka Teori Pengetahuan Ibu Balita Tentang Pemanfaatan Buku KIA pada
Balita Usia 1 – 5 tahun.
(L. Green dalam Notoatmojo,
2003)
B A B III
METODE
PENELITIAN
A.
Kerangka
Konsep Penelitian
Kerangka
konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2005; h. 69).
Berdasarkan landasan teori diatas, maka kerangka konsep penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Gambar
2 Kerangka konsep penelitian
B.
Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007; h. 2). Dalam
penelitian ini terdapat satu variabel yaitu pengetahuan ibu tentang pemanfaatan
Buku KIA.
|
C.
Definisi
Operasional
Dalam
penelitian ini untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian tentang
variabel-variabel yang diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel
tersebut diberi batasan atau “definisi operasional”. Definisi operasional ini
juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap
variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur).
(Notoatmodjo, 2005; h. 46).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Definisi Penelitian
Variabel
|
Definisi Operasional
|
Alat Ukur
|
Hasil Ukur
|
Skala
|
Pengetahuan
Ibu tentang pemanfaatan Buku KIA pada balita usia 1-5 tahun
|
Kemampuan
untuk menjawab pertanyaan tentang pemanfataan Buku KIA pada balita usia 1-5
tahun
Yang
terdiri dari :
1.Definisi
2.Tujuan
3.Manfaat
4.Isi
buku KIA
5.Cara Mendapat buku KIA
|
Kuesioner
tertutup
Benar
nilai 1 dan Salah nilai 0
|
1:
Baik (> 75%)
2:
Cukup (60%-75%)
3:
Kurang (< 60%)
|
Ordinal
|
Umur
Ibu
|
Lama
hidup seseorang sejak dilahirkan sampai dengan pengisian kuesioner
|
Kuesioner
|
1:
umur < 20 tahun
2:
umur 20-35 tahun
3:
umur > 35 tahun
|
Ordinal
|
Pendidikan
|
Pendidikan
formal yang terakhir
|
Kuesioner
|
1:
Tidak tamat SD
2:
SD
3:
SLTP
4:
SLTA
5:
PT
|
Ordinal
|
Pekerjaan
|
Sesuatu
yang dikerjakan untuk mendapatkan penghasilan
|
Kuesioner
|
1:
Bekerja
2:
Tidak bekerja
|
Nominal
|
D. Ruang Lingkup Penelitian
1.
Lokasi
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal.
2.
Waktu
Penelitian
Penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan April 2011.
E. Rancangan Penelitian
1.
Jenis
dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif.
Survey deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Metode
penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan
yang dihadapi pada saat sekarang ini (Notoatmodjo,2005; h. 145-146).
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
Artinya,tiap subyek penelitian hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan
(Notoatmodjo,
2005; h. 148).
2.
Populasi,
Sampel dan Teknik Sampel
a.
Populasi
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2007; h. 80). Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita usia 1-5 tahun di Desa
Kedokansayang kecamatan Tarub Kabupaten Tegal tahun 2011 yang berjumlah 287 orang.
b.
Sampel
Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006; h. 131).Sedangkan
menurut (Sugiono, 2007; h. 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Dalam
melakukan penelitian kadang-kadang peneliti melakukannya terhadap seluruh
objek, tetapi sering juga peneliti hanya mengambil sebagian saja dari seluruh
objek tersebut. Meskipun penelitian hanya mengambil sebagian dari objek yang
diteliti, tetapi hasilnya dapat mewakili atau mencakup seluruh objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2002; h. 79).
c.
Teknik
Sampel
Dalam
penelitian ini menggunakan teknik Proportional Sample atau Sampel Proporsi yaitu teknik
pengambilan sampel yang digunakan untuk menyempurnakan teknik sampel berstrata
atau sampel wilayah.Ada kalanya banyaknya subyek yang terdapat pada setiap
strata atau setiap wilayah tidak sama.
Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang
representatif, pengambilan subyek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan
seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing- masing strata
atau wilayah (Arikunto, 2006; h.139).
Strata yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
strata posyandu. Posyandu di Desa Kedokansayang berjumlah 4 dengan populasi sebagai
berikut :
1) Posyandu Kenanga I dengan jumlah 64
ibu balita.
2) Posyandu Kenanga II dengan jumlah 78
ibu balita.
3) Posyandu Kenanga III dengan jumlah 79
ibu balita.
4) Posyandu Kenanga IV dengan jumlah 66
ibu balita.
Populasi
dalam penelitian ini berjumlah besar maka sampel dapat diambil 10-15% atau
20-25% dari populasi (Arikunto, 2006; h. 134). Besarnya sampel dalam penelitian
ini adalah 15% × 287 = 52 responden.
Kriteria inklusi sampel
penelitian yaitu :
1)
Ibu
yang memiliki anak
balita,
2)
Ibu
yang bersedia menjadi responden,
3)
Ibu
yang bisa membaca dan menulis, dan
4)
Ibu
yang berdomisili di Desa Kedokansayang Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal.
Penelitian ini menggunakan sampel dengan
jumlah 52 responden sehingga penghitungan sampel menurut strata posyandu adalah
sebagai berikut :
a. Posyandu
Kenanga I
b.
Posyandu Kenanga II
c.
Posyandu Kenanga III
d.
Posyandu Kenanga IV
3.
Teknik
pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Peneliti mendapatkan
data yaitu berupa
a.
Data Primer yaitu
data yang diperoleh dari
hasil pengisian kuesioner oleh
responden. Responden dimohon
kesediaannya
untuk mengisi kuesioner tersebut. Kuesioner terdiri dari 26 pertanyaan yang akan dijawab
oleh responden.
b.
Data
Sekunder didapat dari
Puskesmas Kesamiran
dan Bidan Desa Kedokansayang, yang berupa
laporan bulanan oleh Bidan Desa dan Koordinator KIA Puskesmas Kesamiran.
4.
Instrumen
Penelitian
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya,atau hal-hal yang
ia ketahui(Arikunto, 2006; h.151).
Jenis
kuesioner yang digunakan dengan pertanyaan positif dan negatif berbentuk chek
list. Hasil pengisian kuesioner diperoleh pengetahuan responden tentang
pemanfaatan Buku
KIA. Cara pengisian kuesioner adalah responden memilih salah satu jawaban yang
sesuai dengan pendapatnya dengan memberi tanda check ( √ ) pada kolom benar
atau salah.
F.
Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas
1.
Uji
validitas
Validitas
adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang
diukur (Notoatmodjo, 2005; h.129).
Alat ukur
dalam penelitian ini adalah beberapa pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.Menurut Notoatmodjo (2002; h.130), untuk mengetahui apakah pertanyaan yang terdapat pada
kuesioner yang telah disusn mampu mengukur
apa yang ingin diukur,maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor
tiap-tiap item pertanyaan
dengan skor total kuesioner tersebut.menurut Notoatmodjo(2005; h.131),teknik korelasi yang dipakai adalah
teknik product moment dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
rxy
;Koefisien korelasi tiap item dengan skor dengan skor total
x :Nilai tiap Item
y :nilai dari total item
N :Banyaknya sampel
Untuk
mengetahui apakah nilai korelasi tiap pertanyaan itu signifikan, maka perlu
dilihat di tabel nilai product moment.Jika dengan r hitung >r tabel maka
pertanyaan valid.Dalam penelitian ini untuk uji validitas sejumlah 10 orang,berdasarkan
tabel product moment dengan taraf kesalahan 5 %,nilai r tabel adalah sebesar
0,632,jika nilai r hitung < 0,632 mak pertanyaan tidak valid sehingga tidak
dipakai untuk penelitian.
2.
Uji
Reliabilitas
Reliabilitas
adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan.Hal ini menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten
(Notoatmodjo, 2005; h.133 ).
Menurut
Notoatmodjo(2005;
h.133-136),pengujian
reliabilitas dilakukan pada item pertanyaan yang telah memiliki validitas.
Cara pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik belah dua dari Spearman
Brown.Menurut Arikunto(2006; h.180)
dengan teknik ini instrumen dibelah menjadi dua kelompok .
Menurut Notoatmodjo (2005; h.135-136) langkah-langkah yang ditempuh untuk
menguji reliabilitas
alat ukur dengan teknik belah dua adalah sebagai berikut:
a.
Mengajukan
kuesioner kepada sejumlah responden diluar sampel penelitian kemudian dihitung
validitas.
b.
Membagi-bagi
item tersebut menjadi dua kelompok.
c.
Skor
masing-masing item pad tiap belahan dijumlahkan sehingga akan menghasilkan dua
kelompok total.
d.
Melakukan
uji korelasi dengan rumus korelasi product moment untuk kedua belahan tersebut.
e.
Menghitung
koefisien realibitas.
Menurut Sugiono (2003, h.278)untuk menghitung koefisiensi
reliabilitas instrument yang digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut :
Keterangan :
ri
:Reliabilitas internal instrumen
rb
:Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Menurut
Arikunto(2006; h.180)
apabila r hitung > r tabel,maka instrument tersebut reliabel.Uji reabilitas
kuesioner pada 10 responden maka r tabel adalah 0,632.Jika nilai r hitung <
0,632 maka kuesioner tidak dapat dipercaya / reliabel.
G.
Pengolahan
dan Analisa Data
a.
Pengolahan Data
Peneliti
menyediakan data dari hasil penelitian kuesioner dalam bentuk tabel. Penyajian
dalam bentuk tabel adalah suatu penyajian yang sistematik daripada data
numerik, yang tersusun dalam kolom atau jajaran (Notoatmodjo, 2005 h.194).
Menurut Saryono
(2010,h.127-128), setelah angket dikumpulkan selanjutnya
dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Editing
Editing adalah
upaya untuk memeriksakan kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data dan atau
setelah data terkumpul.
2)
Coding
Coding
merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri
atas beberapa kategori. Pemberian
kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat
juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode
dari suatu variabel.
3)
Scoring
Pemberian
nilai sesuai jawaban responden
, yaitu nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk
jawaban salah.
4)
Tabulating
(memasukkan data)
Memasukkan
jawaban dalam bentuk kode ke dalam master tabel untuk memudahkan peneliti dalam
menganalisis data yang diperoleh.
b.
Analisis
Data
Menurut
Arikunto (2002; h. 225),
dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan teknik deskriptif
kuantitatif dengan prosentase menggunakan rumus sebagai berikut:
Kemudian hasil
perhitungan prosentase dikonversikan dalam skala ordinal menjadi 3 kategori
yaitu :
a.
Baik =>75%
b.
Cukup
Baik =60-75%
c.
Kurang
Baik =<60%
H. Etika Penelitian
Menurut
Hidayat (2007), selain prinsip-prinsip penelitian tersebut diatas, peneliti
juga harus memperhatikan etika dalam melakukan penelitian sebagai berikut :
a.
Informed
Consent
Informed
consent merupakan
bentuk persetujuan antara penliti dengan responden penelitian dengan memberikan
lembar pertanyaan.Inform consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
b.
Anonimity(
tanpa nama)
Anonimity
digunakan untuk memberikan keadilan dalam penggunaan subjek penelitian dengan
tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar pengukur dan
tidak menuliskan nama pada lembar pengumpulan data atau hanya penelitian yang
disajikan.
c.
Kerahasiaan
(confidentiality)
Kerahasiaan
digunakan untuk menjamin kerahasiaan hasil penelitian, baik infomasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
mba mw txa buku tentang konsep buku KIA dicari dmn yah??bsa ksih recomendsi judul buku n pengarangnya???thanks
ReplyDelete